Advertisemen
PENYAKIT DIFTERI BAYI
Difeteri adalah infeksi bakteri Corynebacterium Diphtheriae yang menyerang organ pernafasan atas. Bakteri ini dapat berkembang sehingga membentuk selaput kelabu pada selaput lendir hidung dan tengorokan, sehingga dapat mengakibatkan sulitnya untuk bernafas.
Penyakit ini dapat menyebabkan komplikasi pada kerusakan jantung, ginjal dan sistem saraf hingga pada kematian. Vaksin Difteri telah ada namun sering sekali tidak efektif dikarenakan Bakteri Corynebacterium Diphtheriae mampu beradaptasi sehingga vaksin yang telah diberi pada tahun-tahun sebelumnya tidak dapat bekerja.
Biasa akan muncul gangguan pada tengorokan mulai dari sulit untuk menelan sampai pembengkakan digelenjar getah bening dibelakang telinga. Lalu menimbulkan selaput abu-abu pada tengorokan dan tonsil berdampak kepada kesulitan dalam bernafas demam panas dingin hingga kehilangan kesadaran, pada umumnya gela ini akan berlangsung antara 3 sampai 5 hari setelah terinfeksi oleh bakteri.
Indonesia adalah salah satu daerah rawan terkena penyakit Difteri, dikarenakan perkembangan bakteri Corynebacterium Diphtheriae umumnya berkembang biak dengan cepat didaerah tropis terlebih di negara berkembang yang tingkat kebersihan lingkungan minim. Perkembangan bakteri Corynebacterium Diphtheriae terjadi menyebar melalui :
* Melalui air liur (Ludah) yang terpapar langsung keudara atau air liur penderita terkena luka pada kulit.
* Benda-benda yang milik penderita, hindari pengunaan benda-benda yang telah digunakan oleh si penderita, seperti alat-alat makan, alat mandi bahkan mainan anak.
Pencegahan dapat dilakukan dengan memberi imunisasi secara rutin, Imunisasi DTap (Gabungan antara imunisasi Difteri, tetanus dan batuk rejan atau partusis). Imnuisasi ini wajib diberi pada usia 2, 4 dan 6 bulan, lalu diulangi pada usia 12 sampai 18 bulan serta 4 sampai 6 tahun. Pelajhari gejala-gejala diatas, bila anda menemukan tanda-tanda seperti diatas segeralah ke dokter untuk mendapatakan penanganan secara tepat, terutama gejala sulit bernafas jangan dianggap sepele karena dapat berdampak fatal (Kematian).
Difeteri adalah infeksi bakteri Corynebacterium Diphtheriae yang menyerang organ pernafasan atas. Bakteri ini dapat berkembang sehingga membentuk selaput kelabu pada selaput lendir hidung dan tengorokan, sehingga dapat mengakibatkan sulitnya untuk bernafas.
Difteri pada saluran pernafasan |
Gejala Difteri
Biasa akan muncul gangguan pada tengorokan mulai dari sulit untuk menelan sampai pembengkakan digelenjar getah bening dibelakang telinga. Lalu menimbulkan selaput abu-abu pada tengorokan dan tonsil berdampak kepada kesulitan dalam bernafas demam panas dingin hingga kehilangan kesadaran, pada umumnya gela ini akan berlangsung antara 3 sampai 5 hari setelah terinfeksi oleh bakteri.
Penyebab
Indonesia adalah salah satu daerah rawan terkena penyakit Difteri, dikarenakan perkembangan bakteri Corynebacterium Diphtheriae umumnya berkembang biak dengan cepat didaerah tropis terlebih di negara berkembang yang tingkat kebersihan lingkungan minim. Perkembangan bakteri Corynebacterium Diphtheriae terjadi menyebar melalui :
Bakteri Corynebacterium Diphtheriae |
* Benda-benda yang milik penderita, hindari pengunaan benda-benda yang telah digunakan oleh si penderita, seperti alat-alat makan, alat mandi bahkan mainan anak.
Pencegahan dan Pengobatan
Advertisemen