Advertisemen
Kedawung merupakan tumbuhan penghasil metabolic sekunder yang berkhasiat sebagai obat, tumbuhan ini tersebar secara luas di kawasan Afrika.
Kulitnya mengandung zat yang dapat digunakan untuk mengobati sakit kulit sedangkan bijinya mengandung zat berkhasiat yang dapat digunakan untuk mengobati sakit perut dan karminatif. Kedawung sudah semakin terancam keberadaannya karena belum ada upaya pembudidayaannya.
Sementara itu pengambilan kulit dan biji kedawung dari alam untuk bahan baku obat dan jamu masih terus berlangsung. Biji kedawung termasuk sepuluh besar bahan yang paling banyak digunakan dalam pembuatan jamu di Indonesia.
Biji kedawung sering digunakan untk mengobati kolik ( kejang usus ), kejang saat haid,penyakit malaria, dan penguat lambung. Kulit batang dan kulit akar kedawung mampu berperan sebagai antimikroba. Biji yang sudah di fermenyasi dengan Lactobacillius dapat menghasilkan bakteriosin yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri pathogen seperti E.coli, V.cholerae, S.typimurium, S.aureus.
Daun, biji, dan kulit batang kedawung mengandung saponin, glikosida, flavonoid, dammar, hidrat arang, tannin, garam alkali, asam amino berdulfur non protein, asam jengkolat, N-asetil asam jengkolat dan gtutalil L-sistein, lektin (proten mengikat gula), stigmasterol, dan iriodi-iriodil glikosida.
Sebagai obat tradisional kedawung dapat dipakai dengan cara sebagai berikut :
Dibuat dikeringkan untuk diserbuk
Direbus untuk diminum
Kasiat :
Biji kedawung berkhasiat sebagai obat perut kembung, obat kolera, dan radang usus. Untuk daunnya berkhasiat sebagai obat batuk.
Efek farmakologi kedawung :
- Tannin yang terkandung dalam kedawung mempunyai aktivitas antimikroba (kulit batang dan kulit akar).
- Zat aktif lainnya mampu mengobati kejang
Penelitian yang telah dilakukan terhadap khasiat dan manfaat kedawung:
Ervizal dll dari Teknologi pangan dan gizi – IPB melakukan penenlitian terhadap aktivitas bakteri pathogen. Dan hasilnya kulit batang kedawung dengan konsentrasi 10.70 mg/ ml mampu menghambat pertumbuhan V.cholerae dan S.aureus. ekstrak kulit kedawung konsentrasi 21.40 mg/ml bersifat bakteriostatik dan menunjukkan penghambatan terbesar terhadap pertumbuhan bakteri tersebut pada waktu kontak 24 jam.
Linda Santi dari fakultas Farmasi – Universitas Surabaya melakukan pengamatan terhadap pengaruh infuse biji kedawung (Parkia roxburghii) terhadap tonus usus marmot terisolasi. Infus biji kedawung sebesar 40 % diberikan ke hewan cobaa dan menggunakan bahan pembanding golongan α bloker dan β bloker, hasilnya adalah infuse biji kedawung menyebabkan turunnya tonus dan peristaltic usu. Disuga kedawung bekerja sebagai α dan β reseptor
Advertisemen