-->

Kelainan Fraksi Lipid berpengaruh terhadap Kolesterol

Advertisemen
Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan maupun penurunan fraksi lipid dalam plasma.

Kelainan fraksi lipid yang utama adalah kenaikan kadar kolesterol total, kolesterol-LDL, trigliserida, serta penurunan kadar kolesterol-HDL atau rendahnya kadar kol-HDL yang disebut Hiperlipidemia atau rendanya kadar kol-HDL yang disebut Hipolipidemia. Kedua kelainan tersebut bila terkajadi bersamaan disebut juga dengan DISLIPIDEMIA.
Kelainan Fraksi Lipid

Berdasarkan hasil penelitian baik Hiperlipidemia maupun Hipolipidemia berperan menimbulkan Penyakit Jantung Koroner (PJK).

1. Ciri-Ciri Diagnostik Dislipidemia
Sebagai angka patokan mengetahui ada atau tidaknya dislipidemia diperlukan standar kadar lemak darah.

Tabel 1. Pedoman Klinis Profil Lemak Darah
Profil Lemak
NILAI
Normal
WASPADA
BAHAYA
Kolesterol Total
< 200
200-300
240
Kolesterol LDL tanpa PKV
< 130
130-159
≥ 160
Kolesterol LDL dengan PKV
< 100
-
-
Kolesterol HDL
45
36-44
35
Trigliserida tanpa PKV
< 200
200-399
≥ 400
Trigliserida dengan PKV
< 150
-
-


*)Pedoman klinis untuk menghubungkan profil lemak darah dengan resiko terjadinya PJK. 

Berdasarkan anjuran Konsesus Nasional Pengelolan Dislipidemia di Indonesia, kolesterol LDL pada pasien dislipidemia harus merujuk kepada:
  1. Pencengahan primer PKV (pada pasien yang tidak menderita PJK), penderita yang mengidap satu atau tanpa faktor resiko PKV lain serta tidak disertai dengan hiperkolesterolemia berat, maka kol-LDL duturunkan sampai pada < 160 mg/dl, sedangkan penderita yang mengidap dua atau lebih PKV, kol-LDL harus diturunkan sampai < 130 mg/dl.
  2. Diusia lanjut ( >60 Tahun Keatas ), sangat dianjurkan unamptuk menjaga batas aman kolesterol total pada takaran ≥ 240 mg/dl.
Ratio kolesterol total per kol-HDL  penting untuk diketahui, dikarenakan nilainya sangat mempengaruhi terhadap PJK dibanding dengan kadar lemak itu sendiri. Ratio 3,5 adalah nilai paling baik, sampai pada nilai ratio 5 masih dianggap aman, namu bila mencapai diatas 5 resiko terkena PJK akan semakin meningkat drastis.  Hal ini menunjukan rendahnya kadar kol-HDL sangat berperan untuk menimbulkan PJK. 

Berdasarkan penelitian klinik dan epidemiologik, terdapat hubungan erat antara tingginya kadar kol-HDL dengan peningkatan faktor pemicu PJK. Ditemukan korelasi terbalik antar kadar kol-HDL yang tinggi dengan penurunan dampak pemicu PJK, dengan asumsi 1% penurunan kolesterol akan menurukan resiko PJK sebesar 2%.

2. Pemeriksaan di Laboratorium
Untuk mengetahui profil lemak darah perlu dilakukan pemeriksaan fraksi lemak darah di laboratorium. Fraksi yang perlu diperiksa adalah:
  • Kadar Trigliserida
  • Kadar Kolesterol Total
  • Kolesterol LDL
  • HDL
Rumus menghitung kol-LDL dengan memakai rumus Friedewald dengan syarat trigliserida < 400 mg/dl.
Kadar kol-HDL = kol total - kol-HDL - 1/5 trigliserida (mg/dl)

Persiapan sebelum melakukan pemeriksaan profil lemak darah yaitu:
  1. Penderita dilarang merubah kebiasan hidup.
  2. Pola makan tetap dijalankan seperti biasa.
  3. Konsumsi obat-obat yang mempengaruhi lemak harus dihentikan (Obat Hipolipidemik, Pil Estrogen, Pil KB Kombinasi, Steroid, Hydrochlorothiasid-HCT)
  4. Tidak sedang sakit parah / berat.
  5. Menjelang pemeriksaan 12-16 sebelum pemeriksaan pasien dipuasakan.
  6. Selama puasa pasien hanya boleh mengkonsumsi air saja. 
Bila hasil pemeriksaan kadar lemak darah tidak sebegitu tinggi masih dapat di tanggulangi dengan metode penanggulangan penyakit primer. Namu bila terjadi peningkatan atau nilai kadar lemak darah sangat tinggi maka perlu dilakukan pemeriksaan lanjutan dengan Pemeriksaan Apolipoprotein, LCAT (Lecithin-Cholesterol-Acyl-Transferase), Lp(a), Enzim Lipolitik, sebagainya.


3. Klasifikasi Dislipidemia
Terdapat bermacam-macam klasifikasi dislipidemia yaitu Kalasifikasi Fenotipik dan Klasifikasi Patogenik:

a. Klasifikasi Fenotipik

1) Klasifikasi WHO

Merupakan modifikasi dari teori Fredrickson, dimana mengacu kepada pengukuran kolesterol total, trigliserida dan subkelas lipoprotein.

Tabel 2. Rangkuman Klasifikasi Hiperlipoproteinemia Primer Fredrickson
Tipe
Peningkatan Utama dalam Plasma
Resiko Aterosklerosis
Klinis
Lipoprotein
Lipid
I
Kilomikron
Trigliserida Eksogen
Rendah
Hati & Limpa > Nyeri Perut
II.A
LDL
Kolesterol
Sangat Tinggi
Xanthoma Arcus Cornea
II.B
VLDL
LDL
Trigliserida
Kolesterol
Sangat Tinggi
Arcus Senilis
Xanthelasma
III
IDL
Kilom.remnan
Kolesterol
Trigliserida
Sangat Tinggi
Xanthoma  Nyeri Perut
IV
VLDL
Trigliserida
Kolesterol
Tinggi
Xanthoma Lipoma Retinalis
V
VLDL
Kilomikron
Trigliserida
Endogen
Rendah
Nyeri Perut Pankreatitis Hati & Limpa

2) Klasifikasi EAS (European Atherosclerosisi Society)
Pedoman klasifikasi ini adalah merujuk kepada
  1. Kadar Kolesterol darah meningkat (hiperkolesterolemia) bila kadar kolesterol total ≥ 240 mg/dl.
  2. Kadar Trigliserida darah menigkat (hipertrigliseridemia) bila ≥ 200 mg/dl.
  3. Kadar kolesterol dan trigliserida darah dimana keduanya sama-sama meningkat (dislipidemia campuran)

PERINGATAN..!!!!!!
  1. Kadar kolesterol akan meningkat bila mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung kolesterol atau lemak jenuh, baik dari sumber nabati maupun hewani. Kolesterol juga dapat meningkat akibat menurunya pengeluaran kolesterol (ekskresi) kolesterol ke usus melalui asam empedu atau produksi kolesterol dihati menjadi meningkat dimana akan berhubungan erat dengan faktor gengetik. (Kadar Kolesterol akan cederung meningkat pada orang GEMUK, KURANG BEROLAH RAGA, STRES, PEROKOK BERAT)
  2. Trigliserida dibentuk di hati dari gliserol dan lemak yang berasal dari makanan dengan rangsangan insulin atau dari kelebihan kalori akibat makan yang berlebih. (Akibat Mengkonsumsi Bahan Makanan Manis, Bersantan, Berkarbohidrat Tinggi dan Minuman Beralkohol dapat memiju PENINGKATAN TRIGLISERIDA)
  3. Hipertrigliseridemia terjadi seiring dengan penurunan kolesterol HDL dan meningkatnya proporsi VLDL dan LDL tipe B. Maka akan berdampak lebih buruk terhadap saluran pembuluh darah dimana akan bersifat Aterogenik sehingga mengakibatkan Resiko Tekanan PKV akan meningkat. (Sangat dianjurkan agar menurunkan berat badan dan berolah raga secara teratur)


b. Klasifikasi Patogenik
1) Dislipidemia Primer
Dislipidemia Primer terdiri dari 2 (dua) kelompok yaitu:
  • Disilipidemia Monogenik: Terjadi karena adanya kelainan gen tunggal yang diturunkan secara hukum Mendel
  • Disilipidemia Poligenik: Kadar kolesterol ditentukan oleh kombinasi kelainan genetik terhadap faktor lingkungan, dimana jenis ini sangat banyak ditemukan faktor akibat pembentukan kolesterol. 

Contoh kelainan pada Disilipidemia Poligenik:
Hiperkolesterolemia Poligenik(Common Hipercholesterolemia)
Beberapa faktor yang berperan menyebabkan tingginya Kol-LDL adalah gangguan ringan pada fungsi reseptor LDL, berkurangnya katabolisme kolesterol dan meningkatnya penyerapan kolesterol. Sehingga dapat menyebabkan adanya benjolan atau bercak berwarna kekuning-kuningan pada kulit yang disebabkan oleh penimbunan lemak setempat (Xantoma).

Hiperkolesterolemia Familial(FH)Pada kasus ini terjadi kelaian bersifat autosomal, ada yang berbentuk homozigot dan heterozigot. Kol-LDL akan meningkat dima disebabkan oleh berkurangnya kemampuan dari reseptor LDL.

Disilipidemia sekunder disebabkan oleh infkesi, stres dan kurang oleh raga dan penyakit tertentu. Mengkonsumsi obat-obat kima juga dapat menyebabkan mingkatnya kadar lemak darah , contohnya Tiazid yang dipakai untuk mempelancar kencing, retinoid, glukokortikoid, penyekat bera, progesteron dan androgen.

Pada wanita yang telah memasuki pasca menopause bila menggunakan terapi esterogen akan menurunkan kadar kol-total sebesar 15% dan meningkatkan kol-HDL sebanyak 15%, akan tetapi dapat meningkatkan kadar triliserida.

Tabel 3. Jenis-Jenis Penyakit Penyebab Disilipidemia Sekunder
Hiperkolesterolemia
Hipertrigliseridemia

Hipotiroidisme
Sindroma Nefrotik
Penyakit Hati Obstruktif
Porfiria Akut Intermiten
Disgammaglobulinemia
Kehamilan
Anoreksia Nervosa


Diaberes Militus
Gagal Ginjal Menahun
Obesitas
Glycogen Storage Disease
Disgammaglobulinemia
Kehamilan
Alkoholisme
Advertisemen

Disclaimer: Gambar, artikel ataupun video yang ada di web ini terkadang berasal dari berbagai sumber media lain. Hak Cipta sepenuhnya dipegang oleh sumber tersebut. Jika ada masalah terkait hal ini, Anda dapat menghubungi kami disini.
Related Posts
Disqus Comments
© Copyright 2017 klinikmedis - All Rights Reserved - Proudly powered by Blogger